Saturday, 4 October 2014

Permasalahan Parkir di Jalan Pandanaran Semarang

| | 0 comments
Salah satu hal yang harus diperhatikan dari sebuah kawasan perdagangan adalah lahan parkir. Terutama bagi kawasan perdagangan yang tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat lokal namun, juga bagi para wisatawan. Lahan parkir merupakan salah satu komponen penting bagi kawasan perdagangan yang ramai pengunjung. Salah satu kawasan perdagangan yang akan penulis bahas kali ini adalah pusat oleh-oleh Kota Semarang di sepanjang Jalan Pandanaran.

Gb. 1 Alih Fungsi Jalan Raya menjadi Lahan Parkir
sumber: http://jateng.tribunnews.com 

Sebagai pusat oleh-oleh, Jalan Pandanaran akan selalu dipadati pengunjung tidak hanya masyarakat lokal namun juga wisatawan dari luar kota maupun luar negeri. Banyaknya pengunjung yang menuju ke kawasan ini sebanding dengan banyaknya kendaraan yang datang. Wisatawan yang berkunjung ke pusat oleh-oleh Pandanaran tidak hanya wisatawan dengan kendaraan pribadi. Ada pula beberapa kelompok tur yang menggunakan bus cukup besar menurunkan para wisatawannya di Jalan Pandanaran untuk berburu oleh-oleh. Karena ukuran dan keterbatasan gerak, bus-bus besar ini pun hanya asal parkir di sepanjang Jalan Pandanaran. Padahal, jika bus parkir tepat di depan toko oleh-oleh, ini akan memakan separuh lajur jalan. Kendaraan dari arah Timur ruas Jalan Pandanaran yang seharusnya terbagi menjadi dua sampai tiga lajur, menyempit menjadi satu lajur dan terjadilah kemacetan.

Tidak hanya bus. Kendaraan-kendaraan pribadi pun mengalami kendala yang sama dalam masalah parkir di pusat oleh-oleh Pandanaran. Lajur parkir yang sudah disiapkan pemerintah banyak digunakan oleh pedagang kaki lima untuk menjual dagangannya. Ini juga membuat parkir mobil menjadi melebar ke jalan raya dan cukup menghalangi arus kendaraan yang melintas.

Di samping sebagai pusat oleh-oleh, Jalan Pandanaran juga merupakan jalan utama di Kota Semarang yang menghubungkan Kawasan Simpang Lima dan Area Tugu Muda. Jalan Pandanaran juga merupakan akses utama dari Semarang Timur menuju Semarang Barat. Sehingga, volume arus kendaraan yang melewati jalan ini pun terbilang cukup padat pada jam-jam tertentu.

Gb 2. Toko Oleh-Oleh Berjajar di Sepanjang Jalan Pandanaran
sumber: http://www.petualanganveri.com
Pemerintah Kota Semarang telah memiliki trik untuk menata supaya pusat oleh-oleh Pandanaran tidak lagi mengalami permasalahan parkir dan menyebabkan kemacetan. Menurut Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, Pemerintah akan menyediakan lahan parkir di titik-titik tertentu diluar Jalan Pandanaran seperti Museum Mandhala Bakti. Kemudian akan ada shuttle bus dari titik parkir yang mengantarkan pengunjung ke tempat oleh-oleh yang mereka tuju. (sumber: http://semarang.solopos.com/2014/08/15/tata-ruang-kota-ini-trik-pemkot-semarang-atasi-kemacetan-di-sentra-belanja-526905, 05/10/2014)

Gb 3. Keramaian Lalu Lintas di Jalan Pandanaran
sumber: http://media-cdn.tripadvisor.com
Namun, pengamat perkotaan Kota Semarang, M. Farkhan berpendapat bahwa tidak perlu menyediakan lahan-lahan parkir diluar kawasan Jalan Pandanaran tetapi, Jalan Pandanaran sebaiknya dikonsep menjadi city walk. Konsep city walk dan parkir jalan inspeksi dinilai lebih murah dan efisien daripada harus menyediakan anggaran lagi untuk shuttle bus dan perawatannya. (sumber: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2014/08/16/213234/Jalan-Pandanaran-Harus-Dikonsep-City-Walk, 05/10/2014)

Sayangnya, hingga kini, belum ada trik dan konsep yang terealisasi untuk mewujudkan Jalan Pandanaran yang lebih teratur dan tidak menimbulkan kemacetan. Meskipun kemacetan di Jalan Pandanaran tidak terjadi setiap saat, alangkah baiknya jika trik dan konsep yang ada segera dirundingkan supaya dapat terealisasi.


0 comments:

Post a Comment

 
Twitter Facebook Tumblr Last FM Flickr