Saturday, 4 October 2014

Konversi Lahan Hutan Karet menjadi BSB City Semarang

| | 0 comments
Konversi lahan dapat diartikan sebagai berubahnya fungsi sebagian atau seluruh kawasan dari fungsinya semula seperti direncanakan menjadi fungsi lain yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Misalnya, berubahnya peruntukan fungsi lahan persawahan beririgasi menjadi lahan industri, dan fungsi lindung menjadi lahan pemukiman. Konversi lahan berarti alih fungsi atau mutasi lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. (Soemarmo, Prof, Dr. 2013)

Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi menjadi salah satu faktor pendorong timbulnya urban sprawl di Semarang. Daerah suburban mengalami pemekaran. Akhirnya, terjadi konversi lahan dari lahan pertanian dan konservasi menjadi kawasan perumahan (M.D, Raditya, 2009)

Gb 1. Konversi Lahan Sawah menjadi Pemukiman
sumber: http://mediabisnisdaily.com
Salah satu kasus konversi lahan yang hingga kini masih terjadi ada di Kota Semarang. Tepatnya di Kecamatan Mijen. Hutan Karet di Kawasan BSB ternyata tidak hanya menjadi hutan produksi bahan baku karet namun juga berfungsi sebagai resapan air, pengatur iklim serta menjadi paru-paru bagi lingkungan sekitarnya. Meskipun belum seluruh hutan karet hilang tetapi dari master plan BSB City, hampir 1000 hektar areanya akan menjadi area terbangun.

Gb 2. Master Plan BSB City
sumber: http://skyscrapercity.com
Hingga kini, sudah ada banyak perumahan yang beroperasi di area BSB City. Diantaranya Graha Taman Bunga, Graha Taman Pelangi, Puri Arga Golf, Beranda Bali, dan Perumahan Jatisari. Ada pula beberapa unit ruko, kawasan industri, SPBU, Sekolah Marsudirini, Sekolah Al-Azhar dan Lakers' Sport Centre. Ditambah lagi kini developer dari Ciputra Group mulai membangun kawasan baru yaitu Citraland BSB City. Konsep yang diusung oleh BSB memang bukan hanya sekadar perumahan tetapi sebuah kota baru.

Gb 3. Landscape Perumahan Citraland BSB City
sumber: http://citralandbsbcity.com
Gb 4. Gerbang Utama Citraland BSB City
sumber: http://johansurya.com
Memang, dengan adanya kawasan BSB City ini, kebutuhan pemukiman penduduk kota Semarang dapat terpenuhi dan tidak hanya terpusat di Kota Semarang. Pembangunan jalan di kawasan BSB City juga menguntungkan masyarakat yang tinggal di Kecamatan Mijen, Cangkiran hingga arah Boja. Tanpa harus menjadi penghuni perumahan BSB City, mereka dapat ikut menggunakan infrastruktur yang dibangun oleh BSB City. Bahkan karena berkembangnya kawasan ini, Pemerintah Kota Semarang menambah rute Bus Rapid Transport (BRT) dari Bandara ke Cangkiran. Hal tersebut merupakan salah satu dampak positif adanya pembangunan di kawasan BSB City ini.

Tetapi kembali lagi ke masalah konversi lahan, area hutan karet yang terkonversi untuk melakukan pembangunan ini tidaklah sedikit. Ratusan hektar hutan karet ini mengalami deforestasi. Getah karet adalah getah yang di ambil dari pohon karet yang mana dapat di jadikan berbagai kebutuhan manusia dengan hasil mentah sekali panen mencapai 49kg dalam 1 bulan, 10 kali panen. (Harpanto, Oky. 2012). Dari segi ekonomi, ini menyebabkan petani karet merugi dan bahkan kehilangan pekerjaannya. Dari segi sosial pun, masyarakat yang hidup di daerah Kedungpane, Mijen berubah gaya hidupnya menjadi lebih urban dari gaya hidup rural mereka sebelumnya.

Gb 5. Anak-anak Bersepeda di Hutan Karet
sumber: http://panoramio.com
Efek lingkungan yang mungkin sudah dirasakan dari berkembangnya kawasan BSB City ini adalah pada saat musim hujan. Aliran air pada saat hujan mengalir deras ke Ngaliyan dan bahkan beberapa kali menyebabkan genangan yang cukup banyak. Efek lain adalah dari segi suhu serta cuaca. 5-10 tahun lalu, bertempat tinggal di Ngaliyan tidak membutuhkan pendingin ruangan. Hawa panas saat siang hari masih dapat diatasi hanya dengan kipas angin. Pada malam hari pun, suhu sudah terasa dingin tanpa menggunakan pendingin apapun. Namun sekarang, tidur malam hari tanpa pendingin ruangan atau kipas angin bisa membuat kita sampai berkeringat saat bangun pagi harinya. Efek diatas adalah beberapa efek yang dirasakan secara pribadi oleh penulis yang bertempat tinggal di Ngaliyan sejak 18 tahun lalu.

Gb 6. Area Hutan Karet yang Masih Tersisa di BSB
sumber: http://bungaliani.wordpress.com
Memang, pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan untuk pemukiman dan penunjang hidup tidak dapat kita tekan atau batasi. Disinilah tantangan bagi para perancang kota untuk dapat menciptakan sebuah kota yang mampu menampung kebutuhan masyarakatnya namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

0 comments:

Post a Comment

 
Twitter Facebook Tumblr Last FM Flickr